Bahlil Lahadalia Siap jadi Calon Ketua Umum Golkar, Disebut Bukan Kader tapi hanya Simpatisan

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menyatakan siap maju menjadi calon Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Airlangga Hartarto. Bahlil juga menegaskan, ia masih menjadi bagian dari Partai Golkar, tetapidirinya tidak lagi menjabat secara struktural di partai. "Saya kan udah bilang dari kemarin. Kalau saya itu kalo kader saya itu dari 2001 sampe 2014 struktural. Selebihnya, saya gak lagi struktural. tapi kan saya gak pernah pindah partai,"

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Sulawesi Selatan (Sulsel), Marzuki Wadeng menegaskan, Bahlil bukan kader Partai Golkar. Melainkan, hanya simpatisan Golkar. “Bahlil Lahadalia bukan kader, tapi dia hanya simpatisan Golkar," tegas Marzuki Wadeng, Selasa (25/7/2023), dikutip dari

Marzuki juga menegaskan menolak wacana Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) dan masih solid kepada Airlangga Hartarto. Kunci Jawaban Post Test Modul 1, Berikut Ini yang Bukan Merupakan Alternatif Dalam Merumuskan Tujuan Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 8 SMP/MTs Halaman 160 Section 6 Reading Unit 2, Kurikulum Merdeka Sripoku.com

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 95 96 Kurikulum Merdeka: Teks Negosiasi Jawaban Post Test Modul 3 Merdeka Mengajar, Bu Indah Adalah Seorang Guru SMA Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 101 102 Kurikulum Merdeka Halaman 3

“Tidak akan ada Munaslub. Mereka yang lempar wacana adalah orang sudah lama tidak terlalu aktif di Golkar,” katanya. “Jadi tidak ada Munaslub tahun ini, yang ada Munas 2024, karena itu diperkuat hasil Rakernas di Jakarta pada Mei 2023 lalu,” imbuh Marzuki. Kendati demikian, Marzuki tidak mempermasalahkan jika Bahlil ingin mencalonkan diri sebagai ketua umum.

Namun, ia harus menunggu periode Airlangga Hartarto berakhir. “Saya kira tidak masalah jika ingin maju, tapi tunggu sampai tahun 2024,” katanya. Alasan Bahlil siap mencalonkan diri menjadi Ketua Umum Partai Golkar karena merasa bertanggung jawab sebagai kader partai untuk pengabdian.

Dikatakan Balil, setiap kader juga pasti merasa terpanggil untuk menjadi pucuk pimpinan partai. "Setiap kader yang merasa bertanggung jawab untuk pengabdian kepada partai, saya pikir semuanya terpanggil," ungkap Bahlil, Selasa. Namun, pencalonannya tersebut, dikatakan Bahlil harus melalui mekanisme resmi partai.

"Ya (siap), tapi lewat mekanisme partai," katanya. Sementara itu, Sekretaris Dewan Pakar Partai Golkar Ganjar Razuni mengatakan, Bahlil tidak mempunyai rekam jejak untuk maju mencalonkan diri menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Meskipun setiap kader memang memiliki hak untuk maju mencalonkan diri menjadi ketua umum.

"Menjadi pertanyaan juga, apa kontribusi dan keterlibatan Bahlil di PartaiGolkar. Maka rekam jejaknya belum terlihat di dalam PartaiGolkar," kata Ganjar kepada wartawan, (24/7/2023). "Bagaimanapun juga, jam terbang itu penting," ucap Ganjar. Dijelaskan Ganjar, keterlibatan dalam partai hingga pemahaman tentang sekrup sekrup politik Partai Golkar sangat penting bila ingin mencalonkan diri menjadi ketua umum.

"Pemahaman anatomi kelompok strategis dan orang di dalam partai ini belum terlihat. Kenal sosok orang di dalam partai itu sangat penting dalam manajemen partai," ucapnya. "Kedua hal ini harus menyatu dalam talenta dan genetik Partai Golkar. Akar ini belum terlihat. Jadi Bahlil mesti banyak orientasi dulu. Ini partai besar dan partai senior di Indonesia sejak 20 Oktober 1964," imbuh Ganjar. Ganjar mengatakan, sebagai kader partai harus mengerti prinsip senioritas dan minta ahar bersabar hingga 2024 nanti.

"Sebagai kader PartaiGolkarkami belajar tentang prinsip senioritas. Dia harus bersabar setidaknya hingga 2024," ungkapnya. Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar DKI Jakarta, Ahmed Zaki Iskandar mengatakan, jika Bahlil ingin serius maju harusnya menunggu momen Munas nanti, setelah Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 selesai. "Munas masih jauh jadi ditunggu saja kalau mau ingin mencalonkan di Munas selanjutnya," ujarnya, Minggu (23/7/2023).

Zaki juga berpendapat, pernyataan Bahlil mengenai kesiapan dirinya menjadi calon Ketua Umum Golkar tersebut masih terlalu Lantaran, Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar sebagai forum pemilihan ketua umum itu masih lama. Pernyataan Bahlil juga dinilai terburu buru karena waktu pergantian kepemimpinan itu sudah diatur dengan jelas dalam aturan partai.

Partai Golkar, kata Zaki, saat ini sedang fokus menghadapi Pemilu 2024, baik itu Pileg atau Pilpres dan Pilkada Serentak. "Golkar sekarang ini lagi fokus untuk memenangkan partai di pileg dan Pilpres," ujarnya. Zaki pun memastikan, Golkar, terutama DKI Jakarta masih solid mendukung Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Golkar.

"Semua masih solid di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto sampai pelaksanaan Munas mendatang yang secara agenda akan dilaksanakan setelah Pileg, Pilpres dan Pilkada serentak," ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *