Dinamika sosial politik Indonesia tidak lepas dari kaum muda. Sejarah mencatat bagaimana peran pemuda selalu tampil dalam kancah perpolitikan Indonesia. Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dzul Fikar Ahmad Tawalla mengatakan pergerakan kaum muda memang tidak terhindarkan, pemuda selalu menjadi motor penggerak dalam perubahan sosial politik di Indonesia. "Jika ditarik ke belakang, hadirnya sumpah Pemuda diinisiasi dan digerakkan oleh para pemuda terpelajar. Gagasan penyelenggaraan kongres 27 28 Oktober 1028 diinisiasi oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI). Kongres bertujuan menggalang kesatuan dan persatuan kebangsaan, yang diakhiri oleh sumpah pemuda berisikan penegasan terhadap tanah air, bangsa dan bahasa Indonesia," ujar Dzul Fikar dalam pernyataannya, Jumat(27/10/2023).
Sebagaimana menjelang kemerdekaan Indonesia lanjut Dzul Fikar, kaum muda dan kaum muda berselisih pandangan. Kaum muda menghendaki percepatan proklamasi kemerdekaan saat kekalahan Jepang atas sekutu. Kaum muda terwakili oleh Soekarni, Wikana dan Chaerul Saleh, sedangkan Soeharno dan Moh. Hatta sebagai representatif kaum tua. Jelang Peringatan Sumpah Pemuda, Pemuda Muhammadiyah: Anak Muda Selalu Terkait dengan Politik
Peringatan Sumpah Pemuda, Lasarus Ajak Anak Muda Melek Politik DAHANA Gelar Upacara Peringatan Sumpah Pemuda Deklarasi Sumpah Pemuda 2.0: Boy Agustinus Apresiasi Gerakan Anak Muda Melawan Politik Dinasti Wartakotalive.com
Calon Pemenang Pilpres 2024 Mulai Terlihat Jelang Pencoblosan, 6 Hasil Survei Elektabilitas Terbaru Halaman 4 Miguel Mengigau Nangis Teringat Dimarahi Desta imbas Rusak Mainan saat ke Jepang Walau Cerai, Irish Bella dan Ammar Zoni Masih Berpeluang Rujuk
Idham Mase Kekeuh Cerai dengan Catherine Wilson, Kecewa Keket Tak Mundur dari Caleg, Rebutan Suara Halaman 3 Kaum muda kemudian membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdenklok, sebagai bentuk lobi untuk mendesak agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Peristiwa penting ini, satu diantara temuan Ben Anderson dalam bukunya Revoloesi Pemoeda: Pendudukan Jepang dan Perlawanan di Jawa 1944 1946. Kondisi sosial politik, telah mampu memengaruhi kesadaran politik kaum muda. Soekarno dan Hatta, sejak muda telah mengobarkan api semangat penentangan terhadap penjajahan. Hal ini dapat kita lihat dari buku karya Soekarno dibawah judul ‘Mencapai Indonesia Merdeka (1933).
Begitu juga dengan Hatta saat membawahi Perhimpunan Indonesia, melakukan pergerakan nasional dari negeri Belanda melalui majalah Indonesia Merdeka (1924). Dari sekelumit cerita di atas lanjut Dzul Fikar menegaskan bahwa pemuda kerap bertalian erat dengan politik. Pemuda lanjutnya senantiasa melakukan pergerakan nasional untuk kebaikan bangsa dan negara. "Sepanjang dinamika politik nasional, tidak lepas dari kehadiran sosok muda," kata Dzul Fikar.
Tidak hanya itu menurut Dzul Fikar pemuda senantiasa turut serta melakukan perubahan perubahan. Melalui anak muda, segala bentuk macam gagasan dan ide tersuarakan dengan lantang dan ambisi untuk mewujudkannya. Ketiga, anak muda selalu melihat momentum yang ada untuk masa depan. Anak muda juga telah mampu melakukan akselerasi pergerakan untuk bangsa dan negara. Dzul Fikar juga menyinggung diusungnya Gibran menjadi cawapres oleh Capres Prabowo Subianto telah menyedot perhatian publik. Menurutnya sejarah demokrasi Indonesia mencatat, tampilnya kaum muda menjadi calon wakil presiden usia di bawah 40 tahun.
"Kehadiran Gibran sebagai cawapres merubah stigma kalau kaum muda belum layak memimpin, kini publik melihat bahwa kaum muda dan politik menjadi lekat," ujar Dzul Fikar. (Willy Widianto)